Kamis, 07 April 2016

  A. Potensi Fisik Geografis untuk Ketahanan Pangan

   1. Pengertian Ketahanan Pangan
Definisi ketahanan pangan  sangat bervariasi, namun   umumnya mengacu definisi dari Bank Dunia (1986) dan Maxwell dan  Frankenberger (1992)  yakni  “akses  semua orang setiap saat pada pangan yang cukup untuk hidup sehat (secure access at all times to sufficient food for a healthy  life).Studi pustaka yang dilakukan oleh  IFPRI  (1999)  diperkirakan terdapat 200 definisi dan 450 indikator tentang ketahanan pangan (Weingärtner, 2000).
Berdasarkan definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ketahanan pangan memiliki 5 unsur yang harus dipenuhi :
  1. Berorientasi pada rumah tangga dan individu 
  2. Dimensi watu setiap saat  pangan tersedia dan dapat diakses
  3. Menekankan pada  akses pangan rumah tangga dan individu, baik fisik, ekonomi dan sosial
  4. Berorientasi pada pemenuhan gizi
  5.Ditujukan untuk hidup sehat dan produktif
  2.Sub Sistem Ketahan Pangan
Sub  sistem  ketahanan  pangan    terdiri  dari    tiga  sub  sistem  utama  yaitu ketersediaan,  akses,  dan  penyerapan  pangan,  sedangkan status  gizi  merupakan outcome dari ketahanan pangan.Ketersediaan, akses,dan penyerapan pangan  merupakan  sub  sistem  yang harus  dipenuhi secara utuh.Salah satu subsistem tersebut  tidak  dipenuhi  maka  suatu  negara  belum  dapat  dikatakan  mempunyai ketahanan pangan yang baik. Walaupun pangan tersedia cukup di tingkat nasional dan regional, tetapi jika akses individu untuk memenuhi kebutuhan pangannya tidak merata, maka ketahanan pangan masih dikatakan rapuh.Secara  rinci  penjelasan  mengenai    sub  sistem    tersebut  dapat  diuraikan  sebagai berikut :
     1.Ketersediaan Pangan (Food Availability)
   Yaitu ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup  aman dan bergizi untuk semua orang dalam suatu  negara baik yang  berasal  dari  produksi  sendiri,  impor,  cadangan  pangan  maupun  bantuan pangan.Ketersediaan  pangan ini  harus  mampu  mencukupi  pangan yang  didefinisikan sebagai jumlah kalori yang dibutuhkan untuk  kehidupan yang  aktif  dan  sehat.
  2.Akses Pangan (Food Access)
Yaitu  kemampuan  semua  rumah  tangga  dan  individu  dengan  sumberdaya  yang  dimilikinya  untuk  memperoleh  pangan yang cukup  untuk  kebutuhan  gizinya  yang  dapat diperoleh dari  produksi  pangannya sendiri, pembelian ataupun melalui  bantuan pangan.Akses rumah tangga  dan individu terdiri dari akses ekonomi, fisik dan sosial. Akses ekonomi tergantung pada pendapatan, kesempatan  kerja dan harga. Akses  fisik menyangkut tingkat isolasi daerah (sarana  dan  prasarana  distribusi), sedangkan  akses  sosial  menyangkut tentang preferensi pangan.
   3.Penyerapan Pangan (Food Utilization)
yaitu penggunaan pangan untuk kebutuhan hidup sehat yang meliputi kebutuhan energi dan gizi, air dan kesehatan lingkungan.Efektifitas dari penyerapan pangan  tergantung pada pengetahuan rumahtangga/individu, sanitasi dan ketersediaan air, fasilitas  dan  layanan kesehatan, serta  penyuluhan gisi dan pemeliharaan balita.
4.Stabilitas (Stability)
Merupakan dimensi waktu  dari ketahanan pangan  yang terbagi  dalam  kerawanan  pangan kronis (chronic food insecurity) dan  kerawanan pangan  sementara  (transitory  food insecurity).Kerawanan pangan kronis adalah ketidakmampuan untuk memperoleh  kebutuhan  pangan setiap  saat, sedangkan kerawanan  pangan  sementara adalah  kerawanan  pangan yang  terjadi  secara sementara  yang diakibatkan karena masalah kekeringan banjir, bencana, maupun konflik social.
 5. Status Gizi (Nutritional Status)
adalah  outcome  ketahanan  pangan  yang merupakan cerminan dari kualitas hidup seseorang. Umumnya   satus gizi  ini diukur dengan angka harapan hidup,  tingkat gizi balita dan kematian bayi.
Category Geografi Industri
A. Pengertian Pertanian
Pertanian dalam arti luas adalah sema kegiatan yang meliputi bercocok tanam, perikanan, peternakan dan kehutanan. Indonesia termasuk negara agraris, artinya sebagian besar dari penduduk hidup di pertanian.
B. Faktor Pendorong Pertanian
Adapun faktor yang mendorong pertanian diantaranya:
1) Keadaan fisis yang baik untuk pertanian, diantaranya: tanah yang luas dan subur, iklim yang baik, dan lapisan tanah yang gembur dan cukup tebal
2) Susunan penduduknya menurut mata pencahariannya menunjukan ±10% penduduk Indonesia hidup dari pertanian
3) Sektor pertanian menghasilkan lebih dari 50% dari pendapatan nasional
4) Penduduk Indonesia cukup banyak, sehingga pertanian membutuhkan banyak tenaga kerja

C. Jenis-jenis Pertanian
Berdasarkan pengelolaanya, pertanian dibedakan menjadi dua, yaitu:
®     Pertanian rakyat adalah pertanian yang diusahakan oleh rakyat. Pertanian ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik konsumsi sendiri maupun konsumsi lokal. Ciri-ciri: modal kecil, lahan sempit, dikelola sederhana, tenaga kerja sederhana, tenaga kerja keluarga sendiri, peralatan sendiri.
®    Pertanian besar adalah pertanian yang diusahakan oleh perusahaan, baik swasta maupun BUMN. Pertanian ini bertujuan untuk keperluan ekspor atau bahan baku industri. Ciri-ciri: modal usaha besar, lahan luas, dikelola secara modern.
Berdasarkan jenis tanamannya pertanian dibedakan menjadi dua yaitu:
»  Pertanian tanaman pangan
Adalah usaha pertanian yang berupa bahan pangan. Tanaman pangan dibedakan menjadi tiga yaitu, jenis padi-padian, jenis palawija (ketela pohon, ketela rambat, umbi-umbian, kacang tanah dll) dan jenis holtikultura (buah dan sayuran)
»  Pertanian tanaman perkebunan
Adalah usaha pertanian yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan perdagangan besar. Tanaman perkebunan dapat dibedakan menjadi tanaman perkebunan musiman (tebu,tembakau,dll) dan tanaman perkebunan tahunan (kopi,karet, coklast,dll)
Jenis-jenis sawah meliputi
1) Sawah irigasi, yaitu sawah yang menggunakan perairan secara teratur
2) Sawah tadah hujan, aytiu sawah yang menggunakan perairan dengan air huajan
3) Sawah lebak, yaitu sawah yang diusahakan di bantaran sungai besar saat penghujan
4) Sawah bancah, yaitu sawah yang diusahakan di daerah pantai dekat muara sungai. Sawah ini juga dinamakan sawah pasang surut
 Berdasarkan lahannya pertanian dibedakan menjadi empat, yaitu:
1)    Bersawah adalah usaha bercocok tanam yang dilakukan di sawah dengan jenis tanaman
2)    Berladang adalah usaha bercocok di lahan kering, pada saat musim hujan dan dilakukan dengan cara berpindah-pindah
3)    Bertegal, adalah usaha bercocok tanam di lahan kering dengan memanfaatkan air hujan. Hasilnya jagung, kacang, ketela dll
4)    Berkebun, adalah usaha bercocok tanam yang dilakukan di sekitar rumah (pekarangan)

D. Faktor Pendorong dan Penghambat Usaha Pertanian Indonesia
Faktor pendorong usaha pertanian Indonesia:
1) Pengaruh iklim muson menyebabkan berjenis-jenis flora dapat tumbuh dengan subur
2) Tanah di Indonesia subur
3) Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
 Faktor penghambat usaha pertanian Indonesia:
1) Kemarau panjang
2) Hama tanaman (tikus, wereng dan belalang)
3) Penyimpangan iklim
4) Faktor manusia
 5)Usaha Pemerintah memajukan pertanian
Pemerintah telah menempuh dua usaha dalam rangka meningkatkan hasil pertanian, yaitu:
  • Usaha dalam jangka pendek meliputi:
    a) Memperluas pemakaian bibit-bibit unggul, jenis PB, IR, Bengawan dan lain-lain
    b) Memperluas pemakaian pupuk dan pemberantasan hama dan mendirikan kursus-kursus tani untuk memberitahukan pertanian
    c) Mengadakan badan-badan: Bulgonas (Badan Usaha Logistik Nasional), Dolog (Depot Logistik), BUUD (Badan Usaha Unit Desa), KUD (Koperasi Unit Deas)
Usaha jangka panjang meliputi:
a) Membuka tanah pertanian baru diluar jawa
b) Pembuatan waduk dan saluran irigasi
c) Mendirikan pabrik pupuk
AGLOMERASI INDUSTRI
1. Pengertian Aglomerasi Industri
Aglomerasi Industri yaitu pemusatan industri di suatu kawasan tertentu dengan tujuan agar pengelolanya dapat optimal.
Faktor- Faktor yang memengaruhi :
a.       Jumlah penggunaan modal dan peralatan yang digunakan.
b.       Penggunaan pengetahuan teknik, organisasi, dan manajemen.
c.       Tingkat pendidikan dan keterampilan para pekerja.
Faktor-faktor penghambat:
a.       Terbatasnya pembentukan modal dan peralatan industri.
b.       Kekurangan pendidikan dan pengetahuan.
c.       Penggunaan teknik produksi yang sederhana.
d.       Organisasi produksi yang masih tradisional.
Aglomerasi dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
  •  Aglomerasi primer adalah perusahaan yang baru muncul tidak ada hubungannya dengan perusahaan lama yang sudah terdapat di wilayah aglomerasi,
  • Aglomerasi sekunder jika perusahaan yang baru beroperasi adalah perusahaan yang memiliki tujuan untuk memberi pelayanan pada perusahaan yang lama.
Terdapat 3 jenis aglomerasi, yaitu :
• Internal return to scale, timbul karena perusahaan memiliki skala ekonomi yang besar,
• Lokalisasi ekonomi, terjadi pada satu kelompok perusahaan dalam satu industri yang sejenis yang terletak pada lokasi yang sama,
• Urbanisasi Ekonomi, timbul pada perusahaan-perusahaan dari sektor industri yang berbeda-beda yang mengelompok di lokasi yang sama.
 2. Faktor Penyebab Gejala Aglomerasi Industri
Penyebab terjadinya aglomerasi industri antara lain:
1. terkonsentrasinya beberapa faktor produksi yang dibutuhkan pada suatu lokasi;
2. kesamaan lokasi usaha yang didasarkan pada salah satu faktor produksi tertentu;
3. adanya wilayah pusat pertumbuhan industri yang disesuaikan dengan tata ruang dan fungsi wilayah;
4. adanya kesamaan kebutuhan sarana, prasarana, dan bidang pelayanan industri lainnya yang lengkap;
5. adanya kerja sama dan saling membutuhkan dalam menghasilkan suatu produk
D. Potensi Geografis Indonesia untuk Energi Alternatif
A.    Pengertian Energi Alternatif
Energi adalah suatu kemampuan untuk melakukan kerja atau kegiatan. Tanpa energi, dunia ini akan diam atau beku. Energi alternatif adalah istilah yang merujuk kepada semua energi yang dapat digunakan yang bertujuan untuk menggantikan bahan bakar konvensional tanpa akibat yang tidak diharapkan dari hal tersebut. Umumnya, istilah ini digunakan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar hidrokarbon yang mengakibatkan kerusakan lingkungan akibat emisi karbon dioksida yang tinggi, yang berkontribusi besar terhadap pemanasan global. Energi Alternatif disebut juga energi pengganti. Energi alternatif sangat dibutuhkan untuk mengganti energi yang biasa dipakai selama ini yaitu energi yang berasal dari fosil. Energi fosil adalah energi yang berasal dari sisa-sisa hewan yang sudah mati tertimbun di dalam tanah berjuta-juta tahun yang lalu.
Alternatif yang diinginkan adalah energi alternatif yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1.     Penggunaan energi alternatif ini dapat digunakan berulang-ulang.
2.     Energi alternatif yang dipilih jumlahnya sangat berlimpah di alam.
3.     Pengolahannya tidak merusak alam.
4.  Tidak berbahaya, aman, serta tidak menimbulkan berbau penyakit akibat pengolahan atau penggunaan energi alternatif tersebut.
5.  Tidak adanya dalam bentuk apapun yang sifatnya merusak alam atau dengan kata lain energi alternatif tersebut ramah lingkungan.
Secara umum, sumber daya energi dapat dibedakan menjadi :
1.     Sumber daya energi konvensional.
2.     Sumber daya energi nuklir.
3.     Sumber daya energi terbarukan.
Berdasarkan asal-muasalnya sumber daya energi bisa diklasifikasikan sebagai fosil dan non fosil. Minyak bumi, gas bumi, dan batubara disebut sebagai sumber energi fosil karena, menurut teori yang berlaku hingga saat ini, berasal dari jasad-jasad organik (makhluk hidup) yang mengalami proses sedimentasi selama jutaan tahun. Sedangkan energi non fosil adalah sumber energi yang pembentukannya bukan berasal dari jasad organik. Yang termasuk sumber energi non fosil adalah sinar matahari, air, angin, dan panas bumi dan lain-lain.
Dari segi pemakaian sumber energi terdiri atas energi primer dan energi sekunder. Energi yang langsung diberikan oleh alam dalam wujud aslinya dan belum mengalami perubahan (konversi) disebut sebagai energi primer. Sementara energi sekunder adalah energi primer yang telah mengalami proses lebih lanjut.
Minyak bumi jika baru digali (baru diproduksikan ke permukaan), gas bumi, batu bara, uranium (nuklir), tenaga air, biomassa, panas bumi, radiasi panas matahari (solar), tenaga angin, dan tenaga air laut dalam wujud aslinya disebut sebagai energi primer. Hasil olahan minyak bumi seperti bahan bakar minyak dan LPG disebut sebagai energi sekunder. Air terjun apabila belum diolah masuk klasifikasi energi primer. Apabila sudah dipasang pembangkit tenaga listrik  maka hasil olahannya, yaitu energi listrik, disebut sebagai energi sekunder. Pada dasarnya energi sekunder berasal dari olahan energi primer.
B.    Pemanfaatan Energi Alternatif Di Indonesia
Kelangkaan bahan bakar minyak, yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak dunia yang signifikan, telah mendorong pemerintah untuk mengajak masyarakat mengatasi masalah energi bersama-sama. Penghematan telah kita gerakkan sejak dahulu karena pasokan bahan bakar yang berasal dari minyak bumi adalah sumber energi fosil yang tidak dapat diperbarui (unrenewable), sedangkan permintaan naik terus, demikian pula harganya sehingga tidak ada stabilitas keseimbangan permintaan dan penawaran. Salah satu jalan untuk menghemat bahan bakar minyak (BBM) adalah mencari sumber energi alternatif yang dapat diperbarui (renewable).
Indonesia sebuah negara kepulauan dengan beragam budaya, beragam suku, beragam bahasa dan juga sangat kaya akan sumberdaya alamnya. Masih banyak sekali energi potensial yang belum diolah dan dimanfaatkan secara optimal oleh pemerintah. Potensi energi angin sepanjang garis pantai, panas bumi yang saat ini mulai menjadi tren baru di sektor industri, namun masih perlu kajian komprehensif karena hampir 80 % energi panas bumi terdapat didalam kawasan konservasi. Energi lain yaitu tumbuhan jarak, nyamplung, ubi yang sangat potensial menghasilkan energi pengganti minyak juga merupakan alternatif baru yang harus segera diperhatikan.
Jika melihat sisi lain sumberdaya alam kita, Indonesia sampai saat ini masih dianugrahi kawasan hutan yang memiliki potensi sumberdaya hayati yang sangat besar. Keberadaan hutan menjadi hal yang utama jika kita mau serius mengolah sumberdaya hayati dengan bjiak. Potensi tanaman herba yang melimpah seharusnya bisa dikembangkan secara optimal. Potensi air juga merupakan suatu hal yang vital bagi kehidupan manusia. Sumberdaya air yang melimpah dengan kualitas yang baik menjadi hal yang sulit didapat jika keberadaan hutan hilang.
Pada intinya  adalah dukungan dan upaya serius dari pemerintah untuk pengembangan energi alternatif perlu dilakukan secepatnya. Memasyarakatkan energi lain selain BBM juga harus menjadi prioritas pemerintah. Karena dengan adanya energi alternatif, masa depan  kita bisa lebih terjamin. Dan eksploitasi energi yang tidak bisa diperbarui bisa terselematkan
C.     Macam-Macam Energi Alternatif
Sumber daya alam nonkonvensional yang akan kami bahas antara lain yaitu energi matahari, energi panas bumi, energi angin, energi air, energi laut, energi biogas, energi biomassa, energi biodiesel, dan energi zat radioaktif.
1)    Energi Matahari
Matahari merupakan sumber energi terbesar bagi bumi yang berupa energi panas dan energi cahaya. Energi panas matahari dapat digunakan secara langsung, misalnya untuk mengeringkan pakaian. Energi cahaya matahari menerangi bumi pada siang hari. Selain itu, cahaya matahari dimanfaatkan tumbuhan hijau untuk melakukan fotosintesis. Energi cahaya matahari juga digunakan untuk memanaskan air atau menghasilkan listrik. Oleh karena itu, energi cahaya biasa disebut sebagai tenaga surya. Pemanasan air dengan tenaga surya memerlukan alat yang disebut panel surya. Panel surya biasa dibuat dari lempengan logam hitam yang dihubungkan dengan pipa air. Lempengan ini akan memindahkan panas matahari ke air yang mengalir di sepanjang pipa.
Tenaga surya juga dapat digunakan untuk menghasilkan listrik. Alat yang diperlukan untuk menghasilkan listrik ini berupa cermin cekung dan turbin. Cermin ini akan bergerak mengikuti arah matahari saat melintas di langit. Cermin ini kemudian memfokuskan cahaya ke sebuah menara. Di menara tersebut panas yang diserap digunakan untuk mendidihkan air. Uap yang dihasilkan digunakan untuk menggerakkan turbin. Turbin inilah yang akan menghasilkan listrik. Listrik tenaga surya sangat bermanfaat untuk masyarakat pedesaan atau tempat-tempat terpencil. Listrik ini dapat digunakan untuk menyalakan lampu, televisi, bahkan lemari es. Energi cahaya matahari dapat diubah menjadi energi listrik menggunakan sel surya. Kegunaan sel surya di antaranya untuk menjalankan jam, kalkulator, dan penerangan luar ruangan. Bahkan, sel surya dengan susunan yang rumit dapat memberikan tenaga listrik ke satelit.
2)    Energi Panas Bumi
Energi geothermal atau energi panas bumi adalah energi yang berasal dari inti bumi. Inti bumi merupakan bahan yang terdiri atas berbagai jenis logam dan batu yang berbentuk cair, yang memiliki suhu tinggi. Energi ini dapat digunakan untuk menghasilkan listrik sebagai salah satu bentuk dari energi terbaharui, tetapi karena panas di suatu lokasi dapat habis, jadi secara teknis dia tidak diperbarui secara mutlak.
Energi geothermal yang dapat dimanfaatkan sekarang ini adalah panas bumi yang berasal dari magma. Magma adalah batuan cair/panas bumi yang terdapat di dalam/kerak bumi. Karena pengaruh geseran kulit bumi atau karena tekanan, magma dapat merembes ke permukaan bumi dan disebut lava. Lava inilah yang membentuk gunung-gunung di permukaan bumi. Gunung berapi menunjukkan bahwa ada hubungan aktif antara mulut gunung dengan magma, demikian juga adanya sumber-sumber air panas, menunjukkan adanya akuifer (kubangan air) yang terkena panas dari magma. Selanjutnya, apabila dilakukan pengeboran, maka akan terjadi semburan yang berupa gas/uap air panas atau air panas. Yang paling menguntungkan adalah bila semburan itu mengeluarkan uap air panas, sehingga dapat langsung dimanfaatkan untuk memutar turbin uap yang kemudian dikaitkan dengan generator pembangkit listrik dan akan diperoleh energi listrik untuk berbagai keperluan.
Energi panas bumi memiliki beberapa keunggulan dibandingkan sumber energi terbarukan yang lain, diantaranya: (1) hemat ruang dan pengaruh dampak visual yang minimal, (2) mampu berproduksi secara terus menerus selama 24 jam, sehingga tidak membutuhkan tempat penyimpanan energi (energy storage), serta (3) tingkat ketersediaan (availability) yang sangat tinggi yaitu diatas 95%.
3)    Energi Angin
Angin adalah udara yang bergerak dan berpindah tempat. Penggerakan udara itu disebabkan oleh perbedaan suhu. Perbedaan suhu disebabkan oleh perbedaan daya serap panas di permukaan bumi. Jadi, selama matahari masih memancarkan sinarnya ke bumi dan di bumi terdapat daratan dan lautan, maka akan terjadi perbedaan suhu dan menyebabkan terjadinya angin.
Pemanfaatan teknologi energi angin sebagai salah satu sumber energi yang dapat diperbarui juga sudah dilakukan di Indonesia. Tetapi energi listrik yang dihasilkan dari angin masih relatif kecil kapsitasnya. Sehingga umumnya teknologi ini hanya diterapkan di daerah terpencil atau di pedesaan yang belum terjangkau aliran listrik PLN. Prinsipnya sangat sederhana, yaitu angin ditangkap oleh baling-baling atau katakanlah rotor bersayap. Energi putaran (energi mekanis) diteruskan untuk memutar generator pembangkit listrik. Ukuran generator yang dipasang tentu saja harus disesuaikan dengan kapasitas angin dan rotornya. Pengubahan energi angin menjadi energi listrik ini sangat menguntungkan untuk tempat-tempat yang memang terdapat angin banyak. Memang tidak semua tempat menguntungkan untuk dibangun PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Angin), tapi sumber energi itu tersedia secara bebas, dan angin akan tetap bertiup sepanjang zaman.
4)    Energi Air
Energi air dapat digunakan dalam bentuk gerak atau perbedaan suhu. Karena air ribuan kali lebih berat dari udara, maka aliran air yang pelan pun dapat menghasilkan sejumlah energi yang besar. Tenaga air yang memanfaatkan gerakan air biasanya didapat dari sungai yang dibendung. Pada bagian bawah dam tersebut terdapat lubang-lubang saluran air. Pada lubang-lubang tersebut terdapat turbin yang berfungsi mengubah energi kinetik dari gerakan air menjadi energi mekanik yang dapat menggerakan generator listrik. Energi listrik yang berasal dari energi kinetik air disebut "hydroelectric". Hydroelectric ini menyumbang sekitar 715.000 MW atau sekitar 19% kebutuhan listrik dunia. Selain sebagai PLTA, air juga bermanfaan untuk sarana transportasi, sarana wisata/rekreasi, dan sarana irigasi/pengairan.
5)    Energi Laut
Laut memiliki potensi yang besar, yaitu ikan, tanaman laut, harta karun, dan masih banyak lagi. Prinsip sederhana dari pemanfaatan bentuk energi laut adalah memakai energi kinetik untuk memutar turbin yang selanjutnya menggerakkan generator untuk menghasilkan listrik.
Energi yang berasal dari laut (ocean energy) dapat dikatagorikan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut:
a.     Energi Ombak (Wave Energy)
Ombak dihasilkan oleh angin yang bertiup di permukaan laut. Ombak merupakan sumber energi yang cukup besar, namun untuk memanfaatkan energi yang terkandungnya dan mengubahnya menjadi listrik dalam jumlah yang memadai tidaklah mudah. Pada sebuah pembangkit listrik bertenaga ombak (PLTO), aliran masuk dan keluarnya ombak ke dalam ruangan khusus menyebabkan terdorongnya udara keluar dan masuk melalui sebuah saluran di atas ruang tersebut. Jika di ujung saluran diletakkan sebuah turbin, maka aliran udara yang keluar masuk tersebut akan memutar turbin yang menggerakkan generator. Setelah selesai dibangun, energi ombak dapat diperoleh secara gratis, tidak butuh bahan bakar, dan tidak pula menghasilkan limbah ataupun polusi.
Secara ringkas kelebihan pembangkit listrik berenergi ombak yaitu: energi bisa diperoleh secara gratis, tidak butuh bahan bakar, tidak menghasilkan limbah, mudah dioperasikan, biaya perawatan rendah, dan dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang memadai. Sedangkan kekurangannya yaitu: bergantung pada ombak, perlu menemukan lokasi yang sesuai dimana ombaknya kuat dan muncul secara konsisten.
b.     Energi Pasang Surut (Tidal Energy)
Pasang surut menggerakkan air dalam jumlah besar setiap harinya dan pemanfaatannya dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang cukup besar. Dalam sehari bisa terjadi hingga dua kali siklus pasang surut. Oleh karena waktu siklus bisa diperkirakan (kurang lebih setiap 12,5 jam sekali), suplai listriknya pun relatif lebih dapat diandalkan daripada pembangkit listrik bertenaga ombak.
Pada dasarnya ada dua metodologi untuk memanfaatkan energi pasang surut, yaitu sebagai berikut:
·        Dam Pasang Surut (Tidal Barrages)
Cara ini serupa seperti pembangkitan listrik secara hidro-elektrik yang terdapat di dam/waduk penampungan air sungai. Hanya saja, dam yang dibangun untuk memanfaatkan siklus pasang surut jauh lebih besar daripada dam air sungai pada umumnya. Dam ini biasanya dibangun di muara sungai dimana terjadi pertemuan antara air sungai dengan air laut. Ketika ombak masuk atau keluar (terjadi pasang atau surut), air mengalir melalui terowongan yang terdapat di dam. Aliran masuk atau keluarnya ombak dapat dimanfaatkan untuk memutar turbin. Kekurangan terbesar dari pembangkit listrik tenaga pasang surut adalah hanya dapat menghasilkan listrik selama ombak mengalir masuk (pasang) ataupun mengalir keluar (surut), yang terjadi hanya selama kurang lebih 10 jam per harinya.
·        Turbin Lepas Pantai (Offshore Turbines)
Pilihan lainnya ialah menggunakan turbin lepas pantai yang lebih menyerupai pembangkit listrik tenaga angin versi bawah laut. Keunggulannya dibandingkan metode pertama yaitu: lebih murah biaya instalasinya, dampak lingkungan yang relatif lebih kecil daripada pembangunan dam, dan persyaratan lokasinya pun lebih mudah sehingga dapat dipasang di lebih banyak tempat.
Berikut adalah kelebihan dari pembangkit listrik tenaga pasang surut, yaitu: energi pasang surut dapat diperoleh secara gratis, tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun limbah lainnya, tidak membutuhkan bahan bakar, biaya operasi rendah, produksi listrik stabil, pasang surut air laut dapat diprediksi, turbin lepas pantai memiliki biaya instalasi rendah dan tidak menimbulkan dampak lingkungan yang besar. Sedangkan kekurangannya yaitu: sebuah dam yang menutupi muara sungai memiliki biaya pembangunan yang sangat mahal, dan meliputi area yang sangat luas sehingga merubah ekosistem lingkungan baik ke arah hulu maupun hilir hingga berkilo-kilometer dan hanya dapat mensuplai energi kurang lebih 10 jam setiap harinya (ketika ombak bergerak masuk ataupun keluar).
c.      Hasil Konversi Energi Panas Laut (Ocean Thermal Energy Conversion)
Pemanfaatan energi dari laut yang terakhir bersumber dari adanya perbedaan temperatur di dalam laut. Temperatur di permukaan laut lebih hangat karena panas dari sinar matahari diserap sebagian oleh permukaan laut. Tapi di bawah permukaan, temperatur akan turun dengan cukup drastis. Pembangkit listrik dapat memanfaatkan perbedaan temperatur tersebut untuk menghasilkan energi. Pemanfaatan sumber energi jenis ini disebut dengan konversi energi panas laut (Ocean Themal Energy Conversion atau OTEC). Perbedaan temperatur antara permukaan yang hangat dengan air laut dalam yang dingin dibutuhkan minimal sebesar 77 derajat Fahrenheit (25 °C) agar dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik dengan baik.
Secara ringkas kelebihan dari OTEC yaitu: tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun limbah lainnya, tidak membutuhkan bahan bakar, biaya operasi rendah, produksi listrik stabil, dapat dikombinasikan dengan fungsi lainnya: menghasilkan air pendingin, produksi air minum, suplai air untuk aquaculture, ekstraksi mineral, dan produksi hidrogen secara elektrolisis. Sedangkan kekurangannya yaitu: belum ada analisa mengenai dampaknya terhadap lingkungan, jika menggunakan amonia sebagai bahan yang diuapkan menimbulkan potensi bahaya kebocoran, dan biaya pembangunan tidak murah.
6)    Energi Biogas
Biogas merupakan gas campuran metana (CH4), karbondioksida (CO2) dan gas lainnya yang didapat dari hasil penguraian material organik seperti kotoran hewan, kotoran manusia, dan tumbuhan oleh bakteri pengurai metanogen pada sebuah biodigester. Cara membuat biogas yaitu bahan dasar proses pembusukan atau penguraian (sisa-sisa jasad hidup, misalnya sampah pertanian seperti batang pohon jagung, jerami, sisa ampas kelapa, enceng gondok, akasia, dan sebagainya) dicampur dengan bahan yang mengandung bakteri pengurai (misalnya kotoran kerbau atau sapi). Kemudia kedua bahan itu diaduk bersama air. Proses penguraian berjalan optimal pada temperatur 35-37º C. adonan itu tidak boleh terlalu asam suifatnya, tetapi harus netral. Prosesnya harus dilakukan dalam keadaan tertutup rapat dan tidak boleh kemasukan udara. Adonan tadi ditaruh dalam suatu bejana dan diletakkan dalam tanah.
Untuk menghilangkan bau gas dan untuk menaikkan mutu gas, maka biogas dicuci dengan jalan mengalirkannya melalui air yang dibubuhi sedikit kapur. Dengan pencucian ini bau gas yang tidak enak menjadi hilang dan gas karbondioksida dapat diserap oleh air sehingga biogas yang diperoleh dapat dibakar dengan hasil panas yang tinggi. Biogas kemudian ditampung dalam tangki penampungan gas dan dapat dialirkan ke rumah untuk memasak, untuk pabrik tahu, atau untuk keperluan lain.
7)    Energi Biomassa
Biomassa adalah segala jasad makhluk hidup yang digunakan untuk menghasilkan energi bila dibakar, yaitu berupa sampah-sampah organik sebagai sisa-sisa produksi pertanian. Biomassa yang berupa sampah atau sisa-sisa yang tidak berharga dapat digunakan sebagai sumber energi karena ia masih menyimpan energi matahari. Biomassa yang dapat dipakai sebagai bahan bakar itu tidak selalu berupa sampah, kadang-kadang berupa tanaman yang cepat tumbuh seperti angsana, akasia, dan sebagainya dapat digunakan sebagai bahan bakar secara ekonomis, atau sebagai sumber energi yang murah.
Pengambilan energi dari biomassa prinsipnya adalah membakar biomassa itu dalam tungku pembakar. Panas yang timbul digunakan untuk mendidihkan air, dan air mendidih itu timbul uap yang dapat digunakan untuk menggerakkan turbin uap. Selanjutnya turbin uap ini dapat menggerakkan generator listrik. Energi listrik dapat didistribusikan untuk berbagai macam keperluan. Hambatan dalam pembuatan biomassa adalah seluruh biomass harus melalui beberapa proses, yaitu harus dikembangkan, dikumpulkan, dikeringkan, difermentasi, dan dibakar. Seluruh langkah ini membutuhkan banyak sumber daya dan infrastruktur.
8)    Energi Biodiesel
Biodiesel merupakan bahan cair yang diformulasikan khusus untuk mesin diesel yang terbuat dari minyak nabati (bio-oil). Pemakaiannya tidak memerlukan modifikasi mesin dieselnya. Dengan komposisi campuran 5-20%, berbagai kendaraan mulai dari truk, bus, traktor, hingga mesin-mesin industri dapat menggunakan biodiesel ini. Biodiesel dapat dihasilkan dari tanaman yang mengandung asam lemak seperti kelapa sawit, jarak pagar, kelapa, sirsak, srikaya, dan kapuk. Biodiesel selain ramah lingkungan, harganya juga sangat murah. Biodiesel diprediksi dapat menggantikan posisi minyak bumi yang harganya mahal dan semakin langka.
9)    Energi Zat Radioaktif
Zat radioaktif dapat memancarkan sinar α (alpha) yang bermuatan listrik positif, sinar β (beta) yang bermuatan listrik negatif, dan sinar γ (gamma) yang tidak bermuatan listrik. Sinar γ (gamma) inilah yang sangat berbahaya karena dapat menembus apa saja yang menghalanginya. Molekul-molekul yang netral dapat berubah menjadi ion-ion yang bermuatan listrik bila terkena sinar ini. Sinar γ inilah yang dapat mengubah susunan gen atau kromosom dalam inti sel sehingga kekurangannya dapat bervariasi, yaitu ada yang mati, ada yang cacat, dan ada yang mempunyai sifat menguntungkan seperti buahnya lebat, umurnya singkat, dan sebagainya. Manusia memanfaatkan sinar ini untuk pertanian dan peternakan. Di samping itu, zat-zat radioaktif dapat bersifat sebagai tracer (penelusur), misalnya tempat sakit, kebocoran waduk, dan sebagainya.
D.    Hambatan   Yang   Dihadapi  Manusia  Dalam  Pencarian Energi Alternatif
Hambatan yang dihadapi oleh manusia dalam pencarian energi alternatif tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1.     Pembiayaan yang terbatas dan kesulitan untuk menentukan arah/pola pendidikan, sains, riset, dan perkembangan teknologi yang tepat dan serasi.
2.     Bertambahnya angkatan kerja dan kesukaran dalam bidang pengembangan industri.
3.     Masalah pengadaan dan permintaan akan bahan-bahan dasar seperti bahan mineral, baja, dan bahan energi.
4.     Masalah yang menyangkut kebijaksanaan pengelolaan sumber daya alam, energi, dan lingkungan hidup.
5.     Langkanya sumber daya manusia, langkanya keterampilan, dan langkanya sumber daya penunjang.
6.     Masih memerlukan suku cadang impor sehingga memboroskan biaya produksi.
7.     Penciptaan teknologi tepat guna sangat lambat sehingga perlu dilakukan oleh ahli teknologi dari pihak asing ke tangan ahli Indonesia.
8.     Kurangnya peran serta lembaga-lembaga dalam pengembangan teknologi tepat guna.
9.     Kurangnya pendidikan kejuruan dan kurangnya kesadaran akan arti penting dari keterampilan dan keahlian dalam memanfaatkan teknologi.
  E.     Keuntungan dan Kerugian Energi Alternatif
A.    Keuntungan
·        Sumber energi alternative dapat digunakan terus karena tidak akan habis.
·        Energi yang dihasilkan sangat besar.
·        Menambah pengaman terhadap pasokan energy
·        Mengurangi subsidi BBM
·        Menghasilkan suatu negara.
·        Energi alternatif tidak mencemari lingkungan.
B.     Kerugian
·        Dibutuhkan biaya yang besar untuk memanfaatkan energi alternative
·        Dibutuhkan teknologi tinggi dan pemikiran yang rumit untuk memanfaatkan energi alternative
·        Tersedianya juga dipengaruhi musim. Contoh air akan banyak ketika musim penghujan tetapi akan berkurang ketika musim kemarau