1.
Pengertian Ketahanan Pangan
Definisi
ketahanan pangan sangat bervariasi, namun umumnya mengacu definisi dari Bank Dunia
(1986) dan Maxwell dan Frankenberger (1992) yakni “akses
semua orang setiap
saat pada pangan yang cukup
untuk hidup sehat (secure access at all times to sufficient food for a healthy life).Studi pustaka yang dilakukan
oleh IFPRI (1999) diperkirakan terdapat 200 definisi dan 450 indikator tentang ketahanan pangan (Weingärtner, 2000).
Berdasarkan
definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ketahanan pangan memiliki 5
unsur yang harus dipenuhi :
1. Berorientasi pada rumah tangga dan
individu
2. Dimensi watu setiap saat pangan tersedia dan dapat diakses
3. Menekankan pada akses pangan rumah tangga dan individu, baik
fisik, ekonomi dan sosial
4. Berorientasi pada pemenuhan gizi
5.Ditujukan untuk hidup sehat dan produktif
2.Sub Sistem
Ketahan Pangan
Sub sistem
ketahanan pangan terdiri
dari tiga sub
sistem utama yaitu ketersediaan, akses,
dan penyerapan pangan,
sedangkan status gizi
merupakan outcome dari ketahanan pangan.Ketersediaan, akses,dan penyerapan pangan
merupakan sub sistem
yang harus dipenuhi
secara utuh.Salah satu subsistem tersebut tidak
dipenuhi maka suatu negara
belum dapat dikatakan
mempunyai ketahanan pangan yang baik. Walaupun pangan tersedia cukup di
tingkat nasional dan regional, tetapi jika akses individu untuk memenuhi
kebutuhan pangannya tidak merata, maka ketahanan pangan masih dikatakan rapuh.Secara rinci
penjelasan mengenai sub
sistem tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut :
1.Ketersediaan
Pangan (Food Availability)
Yaitu
ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup
aman dan bergizi untuk semua orang dalam suatu negara baik yang berasal
dari produksi sendiri,
impor, cadangan pangan
maupun bantuan pangan.Ketersediaan
pangan ini harus
mampu mencukupi pangan yang didefinisikan sebagai jumlah kalori yang dibutuhkan untuk kehidupan yang
aktif dan sehat.
2.Akses Pangan
(Food Access)
Yaitu kemampuan
semua rumah tangga
dan individu dengan
sumberdaya yang dimilikinya
untuk memperoleh pangan
yang cukup untuk kebutuhan
gizinya yang dapat diperoleh dari produksi
pangannya sendiri, pembelian ataupun
melalui bantuan pangan.Akses rumah tangga
dan individu terdiri dari akses ekonomi, fisik dan sosial. Akses ekonomi
tergantung pada pendapatan,
kesempatan kerja dan
harga. Akses fisik
menyangkut tingkat isolasi daerah (sarana
dan prasarana distribusi),
sedangkan akses sosial
menyangkut tentang preferensi pangan.
3.Penyerapan
Pangan (Food Utilization)
yaitu penggunaan
pangan untuk kebutuhan hidup
sehat yang meliputi kebutuhan energi dan gizi, air dan kesehatan
lingkungan.Efektifitas dari penyerapan pangan tergantung pada pengetahuan
rumahtangga/individu, sanitasi dan
ketersediaan air, fasilitas
dan layanan kesehatan, serta penyuluhan gisi dan pemeliharaan balita.
4.Stabilitas
(Stability)
Merupakan
dimensi waktu dari ketahanan pangan yang terbagi
dalam kerawanan pangan kronis (chronic food
insecurity) dan kerawanan pangan sementara
(transitory food insecurity).Kerawanan pangan kronis adalah ketidakmampuan untuk
memperoleh kebutuhan pangan setiap
saat, sedangkan kerawanan pangan
sementara adalah kerawanan pangan
yang terjadi secara sementara yang diakibatkan karena masalah kekeringan
banjir, bencana, maupun konflik social.
5.
Status Gizi
(Nutritional Status)
adalah outcome
ketahanan pangan yang merupakan cerminan dari kualitas hidup
seseorang. Umumnya satus gizi ini diukur dengan angka harapan hidup, tingkat gizi balita dan kematian bayi.
Category Geografi Industri
A. Pengertian Pertanian
Pertanian dalam arti luas adalah sema kegiatan yang meliputi bercocok tanam, perikanan, peternakan dan kehutanan. Indonesia termasuk negara agraris, artinya sebagian besar dari penduduk hidup di pertanian.
B. Faktor Pendorong Pertanian
Adapun faktor yang mendorong pertanian diantaranya:
1) Keadaan fisis yang baik untuk pertanian, diantaranya: tanah yang luas dan subur, iklim yang baik, dan lapisan tanah yang gembur dan cukup tebal
2) Susunan penduduknya menurut mata pencahariannya menunjukan ±10% penduduk Indonesia hidup dari pertanian
3) Sektor pertanian menghasilkan lebih dari 50% dari pendapatan nasional
4) Penduduk Indonesia cukup banyak, sehingga pertanian membutuhkan banyak tenaga kerja
Pertanian dalam arti luas adalah sema kegiatan yang meliputi bercocok tanam, perikanan, peternakan dan kehutanan. Indonesia termasuk negara agraris, artinya sebagian besar dari penduduk hidup di pertanian.
B. Faktor Pendorong Pertanian
Adapun faktor yang mendorong pertanian diantaranya:
1) Keadaan fisis yang baik untuk pertanian, diantaranya: tanah yang luas dan subur, iklim yang baik, dan lapisan tanah yang gembur dan cukup tebal
2) Susunan penduduknya menurut mata pencahariannya menunjukan ±10% penduduk Indonesia hidup dari pertanian
3) Sektor pertanian menghasilkan lebih dari 50% dari pendapatan nasional
4) Penduduk Indonesia cukup banyak, sehingga pertanian membutuhkan banyak tenaga kerja
C. Jenis-jenis Pertanian
Berdasarkan pengelolaanya, pertanian dibedakan menjadi
dua, yaitu:
® Pertanian rakyat
adalah pertanian yang diusahakan oleh rakyat. Pertanian ini bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik konsumsi sendiri maupun konsumsi lokal.
Ciri-ciri: modal kecil, lahan sempit, dikelola sederhana, tenaga kerja
sederhana, tenaga kerja keluarga sendiri, peralatan sendiri.
® Pertanian besar adalah
pertanian yang diusahakan oleh perusahaan, baik swasta maupun BUMN. Pertanian
ini bertujuan untuk keperluan ekspor atau bahan baku industri. Ciri-ciri: modal
usaha besar, lahan luas, dikelola secara modern.
Berdasarkan jenis tanamannya pertanian dibedakan
menjadi dua yaitu:
» Pertanian tanaman pangan
Adalah usaha pertanian yang berupa bahan pangan. Tanaman
pangan dibedakan menjadi tiga yaitu, jenis padi-padian, jenis palawija (ketela
pohon, ketela rambat, umbi-umbian, kacang tanah dll) dan jenis holtikultura
(buah dan sayuran)
» Pertanian tanaman perkebunan
Adalah usaha pertanian yang bertujuan memenuhi
kebutuhan dan perdagangan besar. Tanaman perkebunan dapat dibedakan menjadi
tanaman perkebunan musiman (tebu,tembakau,dll) dan tanaman perkebunan tahunan
(kopi,karet, coklast,dll)
Jenis-jenis sawah meliputi
1) Sawah irigasi, yaitu sawah yang menggunakan perairan secara teratur
2) Sawah tadah hujan, aytiu sawah yang menggunakan perairan dengan air huajan
3) Sawah lebak, yaitu sawah yang diusahakan di bantaran sungai besar saat penghujan
4) Sawah bancah, yaitu sawah yang diusahakan di daerah pantai dekat muara sungai. Sawah ini juga dinamakan sawah pasang surut
Jenis-jenis sawah meliputi
1) Sawah irigasi, yaitu sawah yang menggunakan perairan secara teratur
2) Sawah tadah hujan, aytiu sawah yang menggunakan perairan dengan air huajan
3) Sawah lebak, yaitu sawah yang diusahakan di bantaran sungai besar saat penghujan
4) Sawah bancah, yaitu sawah yang diusahakan di daerah pantai dekat muara sungai. Sawah ini juga dinamakan sawah pasang surut
Berdasarkan lahannya pertanian dibedakan menjadi
empat, yaitu:
1) Bersawah adalah usaha
bercocok tanam yang dilakukan di sawah dengan jenis tanaman
2) Berladang adalah usaha
bercocok di lahan kering, pada saat musim hujan dan dilakukan dengan cara
berpindah-pindah
3) Bertegal, adalah usaha
bercocok tanam di lahan kering dengan memanfaatkan air hujan. Hasilnya jagung,
kacang, ketela dll
4) Berkebun, adalah usaha
bercocok tanam yang dilakukan di sekitar rumah (pekarangan)
D. Faktor Pendorong dan Penghambat Usaha Pertanian Indonesia
Faktor pendorong usaha pertanian Indonesia:
1) Pengaruh iklim muson menyebabkan berjenis-jenis flora dapat tumbuh dengan subur
2) Tanah di Indonesia subur
3) Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
Faktor penghambat usaha pertanian Indonesia:
1) Kemarau panjang
2) Hama tanaman (tikus, wereng dan belalang)
3) Penyimpangan iklim
4) Faktor manusia
5)Usaha Pemerintah memajukan pertanian
1) Kemarau panjang
2) Hama tanaman (tikus, wereng dan belalang)
3) Penyimpangan iklim
4) Faktor manusia
5)Usaha Pemerintah memajukan pertanian
Pemerintah telah menempuh dua usaha dalam rangka
meningkatkan hasil pertanian, yaitu:
- Usaha dalam jangka pendek meliputi:
a) Memperluas pemakaian bibit-bibit unggul, jenis PB, IR, Bengawan dan lain-lain
b) Memperluas pemakaian pupuk dan pemberantasan hama dan mendirikan kursus-kursus tani untuk memberitahukan pertanian
c) Mengadakan badan-badan: Bulgonas (Badan Usaha Logistik Nasional), Dolog (Depot Logistik), BUUD (Badan Usaha Unit Desa), KUD (Koperasi Unit Deas)
Usaha jangka panjang meliputi:
a) Membuka tanah pertanian baru diluar jawa
b) Pembuatan waduk dan saluran irigasi
c) Mendirikan pabrik pupuk
a) Membuka tanah pertanian baru diluar jawa
b) Pembuatan waduk dan saluran irigasi
c) Mendirikan pabrik pupuk
AGLOMERASI INDUSTRI
1. Pengertian Aglomerasi Industri
Aglomerasi Industri yaitu pemusatan industri di suatu
kawasan tertentu dengan tujuan agar pengelolanya dapat optimal.
Faktor- Faktor yang memengaruhi :
a. Jumlah
penggunaan modal dan peralatan yang digunakan.
b. Penggunaan
pengetahuan teknik, organisasi, dan manajemen.
c. Tingkat
pendidikan dan keterampilan para pekerja.
Faktor-faktor penghambat:
a. Terbatasnya
pembentukan modal dan peralatan industri.
b. Kekurangan
pendidikan dan pengetahuan.
c. Penggunaan
teknik produksi yang sederhana.
d. Organisasi
produksi yang masih tradisional.
Aglomerasi dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
- Aglomerasi primer adalah perusahaan yang baru muncul tidak ada hubungannya dengan perusahaan lama yang sudah terdapat di wilayah aglomerasi,
- Aglomerasi sekunder jika perusahaan yang baru beroperasi adalah perusahaan yang memiliki tujuan untuk memberi pelayanan pada perusahaan yang lama.
Terdapat 3 jenis aglomerasi, yaitu :
• Internal return to scale, timbul karena perusahaan memiliki skala ekonomi yang besar,
• Lokalisasi ekonomi, terjadi pada satu kelompok perusahaan dalam satu industri yang sejenis yang terletak pada lokasi yang sama,
• Urbanisasi Ekonomi, timbul pada perusahaan-perusahaan dari sektor industri yang berbeda-beda yang mengelompok di lokasi yang sama.
• Internal return to scale, timbul karena perusahaan memiliki skala ekonomi yang besar,
• Lokalisasi ekonomi, terjadi pada satu kelompok perusahaan dalam satu industri yang sejenis yang terletak pada lokasi yang sama,
• Urbanisasi Ekonomi, timbul pada perusahaan-perusahaan dari sektor industri yang berbeda-beda yang mengelompok di lokasi yang sama.
2. Faktor Penyebab Gejala Aglomerasi Industri
Penyebab terjadinya aglomerasi industri antara lain:
1. terkonsentrasinya beberapa faktor produksi yang dibutuhkan pada suatu lokasi;
2. kesamaan lokasi usaha yang didasarkan pada salah satu faktor produksi tertentu;
3. adanya wilayah pusat pertumbuhan industri yang disesuaikan dengan tata ruang dan fungsi wilayah;
4. adanya kesamaan kebutuhan sarana, prasarana, dan bidang pelayanan industri lainnya yang lengkap;
5. adanya kerja sama dan saling membutuhkan dalam menghasilkan suatu produk
1. terkonsentrasinya beberapa faktor produksi yang dibutuhkan pada suatu lokasi;
2. kesamaan lokasi usaha yang didasarkan pada salah satu faktor produksi tertentu;
3. adanya wilayah pusat pertumbuhan industri yang disesuaikan dengan tata ruang dan fungsi wilayah;
4. adanya kesamaan kebutuhan sarana, prasarana, dan bidang pelayanan industri lainnya yang lengkap;
5. adanya kerja sama dan saling membutuhkan dalam menghasilkan suatu produk
D. Potensi Geografis Indonesia untuk Energi
Alternatif
A.
Pengertian Energi Alternatif
Energi adalah suatu kemampuan untuk
melakukan kerja atau kegiatan. Tanpa energi, dunia ini akan diam atau beku.
Energi alternatif adalah istilah yang merujuk kepada semua energi yang dapat
digunakan yang bertujuan untuk menggantikan bahan bakar konvensional tanpa
akibat yang tidak diharapkan dari hal tersebut. Umumnya, istilah ini digunakan
untuk mengurangi penggunaan bahan bakar hidrokarbon yang mengakibatkan
kerusakan lingkungan akibat emisi karbon dioksida yang tinggi, yang berkontribusi
besar terhadap pemanasan global. Energi Alternatif disebut juga energi
pengganti. Energi alternatif sangat dibutuhkan untuk mengganti energi yang
biasa dipakai selama ini yaitu energi yang berasal dari fosil. Energi fosil
adalah energi yang berasal dari sisa-sisa hewan yang sudah mati tertimbun di
dalam tanah berjuta-juta tahun yang lalu.
Alternatif yang diinginkan adalah energi
alternatif yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Penggunaan
energi alternatif ini dapat digunakan berulang-ulang.
2. Energi
alternatif yang dipilih jumlahnya sangat berlimpah di alam.
3. Pengolahannya
tidak merusak alam.
4. Tidak
berbahaya, aman, serta tidak menimbulkan berbau penyakit akibat pengolahan atau
penggunaan energi alternatif tersebut.
5. Tidak
adanya dalam bentuk apapun yang sifatnya merusak alam atau dengan kata lain
energi alternatif tersebut ramah lingkungan.
Secara umum, sumber daya energi dapat
dibedakan menjadi :
1. Sumber
daya energi konvensional.
2. Sumber
daya energi nuklir.
3. Sumber
daya energi terbarukan.
Berdasarkan asal-muasalnya sumber daya
energi bisa diklasifikasikan sebagai fosil dan non fosil. Minyak bumi, gas
bumi, dan batubara disebut sebagai sumber energi fosil karena, menurut teori
yang berlaku hingga saat ini, berasal dari jasad-jasad organik (makhluk hidup) yang
mengalami proses sedimentasi selama jutaan tahun. Sedangkan energi non fosil
adalah sumber energi yang pembentukannya bukan berasal dari jasad organik. Yang
termasuk sumber energi non fosil adalah sinar matahari, air, angin, dan panas
bumi dan lain-lain.
Dari segi pemakaian sumber energi
terdiri atas energi primer dan energi sekunder. Energi yang langsung diberikan
oleh alam dalam wujud aslinya dan belum mengalami perubahan (konversi) disebut
sebagai energi primer. Sementara energi sekunder adalah energi primer yang
telah mengalami proses lebih lanjut.
Minyak bumi jika baru digali (baru
diproduksikan ke permukaan), gas bumi, batu bara, uranium (nuklir), tenaga air,
biomassa, panas bumi, radiasi panas matahari (solar), tenaga angin, dan tenaga
air laut dalam wujud aslinya disebut sebagai energi primer. Hasil olahan minyak
bumi seperti bahan bakar minyak dan LPG disebut sebagai energi sekunder. Air
terjun apabila belum diolah masuk klasifikasi energi primer. Apabila sudah
dipasang pembangkit tenaga listrik maka hasil olahannya, yaitu energi
listrik, disebut sebagai energi sekunder. Pada dasarnya energi sekunder berasal
dari olahan energi primer.
B.
Pemanfaatan Energi Alternatif Di
Indonesia
Kelangkaan bahan
bakar minyak, yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak dunia yang signifikan,
telah mendorong pemerintah untuk mengajak masyarakat mengatasi masalah energi
bersama-sama. Penghematan telah kita gerakkan sejak dahulu karena pasokan bahan
bakar yang berasal dari minyak bumi adalah sumber energi fosil yang tidak dapat
diperbarui (unrenewable), sedangkan permintaan naik terus, demikian pula
harganya sehingga tidak ada stabilitas keseimbangan permintaan dan penawaran.
Salah satu jalan untuk menghemat bahan bakar minyak (BBM) adalah mencari sumber
energi alternatif yang dapat diperbarui (renewable).
Indonesia sebuah
negara kepulauan dengan beragam budaya, beragam suku, beragam bahasa dan juga
sangat kaya akan sumberdaya alamnya. Masih banyak sekali energi potensial yang
belum diolah dan dimanfaatkan secara optimal oleh pemerintah. Potensi energi
angin sepanjang garis pantai, panas bumi yang saat ini mulai menjadi tren baru
di sektor industri, namun masih perlu kajian komprehensif karena hampir 80 %
energi panas bumi terdapat didalam kawasan konservasi. Energi lain yaitu
tumbuhan jarak, nyamplung, ubi yang sangat potensial menghasilkan energi
pengganti minyak juga merupakan alternatif baru yang harus segera diperhatikan.
Jika melihat sisi
lain sumberdaya alam kita, Indonesia sampai saat ini masih dianugrahi kawasan
hutan yang memiliki potensi sumberdaya hayati yang sangat besar. Keberadaan
hutan menjadi hal yang utama jika kita mau serius mengolah sumberdaya hayati
dengan bjiak. Potensi tanaman herba yang melimpah seharusnya bisa dikembangkan
secara optimal. Potensi air juga merupakan suatu hal yang vital bagi kehidupan
manusia. Sumberdaya air yang melimpah dengan kualitas yang baik menjadi hal
yang sulit didapat jika keberadaan hutan hilang.
Pada intinya adalah dukungan dan upaya
serius dari pemerintah untuk pengembangan energi alternatif perlu dilakukan
secepatnya. Memasyarakatkan energi lain selain BBM juga harus menjadi prioritas
pemerintah. Karena dengan adanya energi alternatif, masa depan kita bisa
lebih terjamin. Dan eksploitasi energi yang tidak bisa diperbarui bisa
terselematkan
C.
Macam-Macam Energi Alternatif
Sumber daya alam nonkonvensional yang
akan kami bahas antara lain yaitu energi matahari, energi panas bumi, energi
angin, energi air, energi laut, energi biogas, energi biomassa, energi
biodiesel, dan energi zat radioaktif.
1)
Energi Matahari
Matahari merupakan sumber energi
terbesar bagi bumi yang berupa energi panas dan energi cahaya. Energi panas
matahari dapat digunakan secara langsung, misalnya untuk mengeringkan pakaian.
Energi cahaya matahari menerangi bumi pada siang hari. Selain itu, cahaya
matahari dimanfaatkan tumbuhan hijau untuk melakukan fotosintesis. Energi
cahaya matahari juga digunakan untuk memanaskan air atau menghasilkan listrik.
Oleh karena itu, energi cahaya biasa disebut sebagai tenaga surya. Pemanasan
air dengan tenaga surya memerlukan alat yang disebut panel surya. Panel surya
biasa dibuat dari lempengan logam hitam yang dihubungkan dengan pipa air.
Lempengan ini akan memindahkan panas matahari ke air yang mengalir di sepanjang
pipa.
Tenaga surya juga dapat digunakan
untuk menghasilkan listrik. Alat yang diperlukan untuk menghasilkan listrik ini
berupa cermin cekung dan turbin. Cermin ini akan bergerak mengikuti arah matahari
saat melintas di langit. Cermin ini kemudian memfokuskan cahaya ke sebuah
menara. Di menara tersebut panas yang diserap digunakan untuk mendidihkan air.
Uap yang dihasilkan digunakan untuk menggerakkan turbin. Turbin inilah yang
akan menghasilkan listrik. Listrik tenaga surya sangat bermanfaat untuk
masyarakat pedesaan atau tempat-tempat terpencil. Listrik ini dapat digunakan
untuk menyalakan lampu, televisi, bahkan lemari es. Energi cahaya matahari
dapat diubah menjadi energi listrik menggunakan sel surya. Kegunaan sel surya
di antaranya untuk menjalankan jam, kalkulator, dan penerangan luar ruangan.
Bahkan, sel surya dengan susunan yang rumit dapat memberikan tenaga listrik ke
satelit.
2)
Energi Panas Bumi
Energi geothermal atau energi panas
bumi adalah energi yang berasal dari inti bumi. Inti bumi merupakan bahan yang
terdiri atas berbagai jenis logam dan batu yang berbentuk cair, yang memiliki
suhu tinggi. Energi ini dapat digunakan untuk menghasilkan listrik sebagai
salah satu bentuk dari energi terbaharui, tetapi karena panas di suatu lokasi
dapat habis, jadi secara teknis dia tidak diperbarui secara mutlak.
Energi geothermal yang dapat
dimanfaatkan sekarang ini adalah panas bumi yang berasal dari magma. Magma
adalah batuan cair/panas bumi yang terdapat di dalam/kerak bumi. Karena
pengaruh geseran kulit bumi atau karena tekanan, magma dapat merembes ke
permukaan bumi dan disebut lava. Lava inilah yang membentuk gunung-gunung di
permukaan bumi. Gunung berapi menunjukkan bahwa ada hubungan aktif antara mulut
gunung dengan magma, demikian juga adanya sumber-sumber air panas, menunjukkan
adanya akuifer (kubangan air) yang terkena panas dari magma. Selanjutnya,
apabila dilakukan pengeboran, maka akan terjadi semburan yang berupa gas/uap
air panas atau air panas. Yang paling menguntungkan adalah bila semburan itu
mengeluarkan uap air panas, sehingga dapat langsung dimanfaatkan untuk memutar
turbin uap yang kemudian dikaitkan dengan generator pembangkit listrik dan akan
diperoleh energi listrik untuk berbagai keperluan.
Energi panas bumi memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan sumber energi terbarukan yang lain, diantaranya: (1)
hemat ruang dan pengaruh dampak visual yang minimal, (2) mampu berproduksi
secara terus menerus selama 24 jam, sehingga tidak membutuhkan tempat
penyimpanan energi (energy storage), serta (3) tingkat ketersediaan
(availability) yang sangat tinggi yaitu diatas 95%.
3)
Energi Angin
Angin adalah udara yang bergerak dan
berpindah tempat. Penggerakan udara itu disebabkan oleh perbedaan suhu.
Perbedaan suhu disebabkan oleh perbedaan daya serap panas di permukaan bumi.
Jadi, selama matahari masih memancarkan sinarnya ke bumi dan di bumi terdapat
daratan dan lautan, maka akan terjadi perbedaan suhu dan menyebabkan terjadinya
angin.
Pemanfaatan teknologi energi angin
sebagai salah satu sumber energi yang dapat diperbarui juga sudah dilakukan di
Indonesia. Tetapi energi listrik yang dihasilkan dari angin masih relatif kecil
kapsitasnya. Sehingga umumnya teknologi ini hanya diterapkan di daerah terpencil
atau di pedesaan yang belum terjangkau aliran listrik PLN. Prinsipnya sangat
sederhana, yaitu angin ditangkap oleh baling-baling atau katakanlah rotor
bersayap. Energi putaran (energi mekanis) diteruskan untuk memutar generator
pembangkit listrik. Ukuran generator yang dipasang tentu saja harus disesuaikan
dengan kapasitas angin dan rotornya. Pengubahan energi angin menjadi energi
listrik ini sangat menguntungkan untuk tempat-tempat yang memang terdapat angin
banyak. Memang tidak semua tempat menguntungkan untuk dibangun PLTA (Pembangkit
Listrik Tenaga Angin), tapi sumber energi itu tersedia secara bebas, dan angin
akan tetap bertiup sepanjang zaman.
4)
Energi Air
Energi air dapat digunakan dalam
bentuk gerak atau perbedaan suhu. Karena air ribuan kali lebih berat dari
udara, maka aliran air yang pelan pun dapat menghasilkan sejumlah energi yang
besar. Tenaga air yang memanfaatkan gerakan air biasanya didapat dari sungai
yang dibendung. Pada bagian bawah dam tersebut terdapat lubang-lubang saluran
air. Pada lubang-lubang tersebut terdapat turbin yang berfungsi mengubah energi
kinetik dari gerakan air menjadi energi mekanik yang dapat menggerakan
generator listrik. Energi listrik yang berasal dari energi kinetik air disebut
"hydroelectric". Hydroelectric ini menyumbang sekitar 715.000 MW atau
sekitar 19% kebutuhan listrik dunia. Selain sebagai PLTA, air juga bermanfaan
untuk sarana transportasi, sarana wisata/rekreasi, dan sarana
irigasi/pengairan.
5)
Energi Laut
Laut memiliki potensi yang besar,
yaitu ikan, tanaman laut, harta karun, dan masih banyak lagi. Prinsip sederhana
dari pemanfaatan bentuk energi laut adalah memakai energi kinetik untuk memutar
turbin yang selanjutnya menggerakkan generator untuk menghasilkan listrik.
Energi yang berasal dari laut (ocean
energy) dapat dikatagorikan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut:
a. Energi
Ombak (Wave Energy)
Ombak dihasilkan oleh angin yang
bertiup di permukaan laut. Ombak merupakan sumber energi yang cukup besar,
namun untuk memanfaatkan energi yang terkandungnya dan mengubahnya menjadi
listrik dalam jumlah yang memadai tidaklah mudah. Pada sebuah pembangkit
listrik bertenaga ombak (PLTO), aliran masuk dan keluarnya ombak ke dalam
ruangan khusus menyebabkan terdorongnya udara keluar dan masuk melalui sebuah saluran
di atas ruang tersebut. Jika di ujung saluran diletakkan sebuah turbin, maka
aliran udara yang keluar masuk tersebut akan memutar turbin yang menggerakkan
generator. Setelah selesai dibangun, energi ombak dapat diperoleh secara
gratis, tidak butuh bahan bakar, dan tidak pula menghasilkan limbah ataupun
polusi.
Secara ringkas kelebihan pembangkit
listrik berenergi ombak yaitu: energi bisa diperoleh secara gratis, tidak butuh
bahan bakar, tidak menghasilkan limbah, mudah dioperasikan, biaya perawatan rendah,
dan dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang memadai. Sedangkan
kekurangannya yaitu: bergantung pada ombak, perlu menemukan lokasi yang sesuai
dimana ombaknya kuat dan muncul secara konsisten.
b. Energi
Pasang Surut (Tidal Energy)
Pasang surut menggerakkan air dalam
jumlah besar setiap harinya dan pemanfaatannya dapat menghasilkan energi dalam
jumlah yang cukup besar. Dalam sehari bisa terjadi hingga dua kali siklus
pasang surut. Oleh karena waktu siklus bisa diperkirakan (kurang lebih setiap
12,5 jam sekali), suplai listriknya pun relatif lebih dapat diandalkan daripada
pembangkit listrik bertenaga ombak.
Pada dasarnya ada dua metodologi untuk
memanfaatkan energi pasang surut, yaitu sebagai berikut:
·
Dam Pasang Surut (Tidal Barrages)
Cara ini serupa
seperti pembangkitan listrik secara hidro-elektrik yang terdapat di dam/waduk
penampungan air sungai. Hanya saja, dam yang dibangun untuk memanfaatkan siklus
pasang surut jauh lebih besar daripada dam air sungai pada umumnya. Dam ini
biasanya dibangun di muara sungai dimana terjadi pertemuan antara air sungai
dengan air laut. Ketika ombak masuk atau keluar (terjadi pasang atau surut),
air mengalir melalui terowongan yang terdapat di dam. Aliran masuk atau
keluarnya ombak dapat dimanfaatkan untuk memutar turbin. Kekurangan terbesar
dari pembangkit listrik tenaga pasang surut adalah hanya dapat menghasilkan
listrik selama ombak mengalir masuk (pasang) ataupun mengalir keluar (surut),
yang terjadi hanya selama kurang lebih 10 jam per harinya.
·
Turbin Lepas Pantai (Offshore
Turbines)
Pilihan lainnya
ialah menggunakan turbin lepas pantai yang lebih menyerupai pembangkit listrik
tenaga angin versi bawah laut. Keunggulannya dibandingkan metode pertama yaitu:
lebih murah biaya instalasinya, dampak lingkungan yang relatif lebih kecil
daripada pembangunan dam, dan persyaratan lokasinya pun lebih mudah sehingga
dapat dipasang di lebih banyak tempat.
Berikut adalah
kelebihan dari pembangkit listrik tenaga pasang surut, yaitu: energi pasang
surut dapat diperoleh secara gratis, tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun
limbah lainnya, tidak membutuhkan bahan bakar, biaya operasi rendah, produksi
listrik stabil, pasang surut air laut dapat diprediksi, turbin lepas pantai
memiliki biaya instalasi rendah dan tidak menimbulkan dampak lingkungan yang
besar. Sedangkan kekurangannya yaitu: sebuah dam yang menutupi muara sungai
memiliki biaya pembangunan yang sangat mahal, dan meliputi area yang sangat
luas sehingga merubah ekosistem lingkungan baik ke arah hulu maupun hilir
hingga berkilo-kilometer dan hanya dapat mensuplai energi kurang lebih 10 jam
setiap harinya (ketika ombak bergerak masuk ataupun keluar).
c. Hasil
Konversi Energi Panas Laut (Ocean Thermal Energy Conversion)
Pemanfaatan energi dari laut yang
terakhir bersumber dari adanya perbedaan temperatur di dalam laut. Temperatur
di permukaan laut lebih hangat karena panas dari sinar matahari diserap
sebagian oleh permukaan laut. Tapi di bawah permukaan, temperatur akan turun
dengan cukup drastis. Pembangkit listrik dapat memanfaatkan perbedaan
temperatur tersebut untuk menghasilkan energi. Pemanfaatan sumber energi jenis
ini disebut dengan konversi energi panas laut (Ocean Themal Energy
Conversion atau OTEC). Perbedaan temperatur antara permukaan yang
hangat dengan air laut dalam yang dingin dibutuhkan minimal sebesar 77 derajat
Fahrenheit (25 °C) agar dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik dengan
baik.
Secara ringkas kelebihan dari OTEC
yaitu: tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun limbah lainnya, tidak
membutuhkan bahan bakar, biaya operasi rendah, produksi listrik stabil, dapat
dikombinasikan dengan fungsi lainnya: menghasilkan air pendingin, produksi air
minum, suplai air untuk aquaculture, ekstraksi mineral, dan produksi hidrogen
secara elektrolisis. Sedangkan kekurangannya yaitu: belum ada analisa mengenai
dampaknya terhadap lingkungan, jika menggunakan amonia sebagai bahan yang
diuapkan menimbulkan potensi bahaya kebocoran, dan biaya pembangunan tidak
murah.
6)
Energi Biogas
Biogas merupakan gas campuran metana
(CH4), karbondioksida (CO2) dan gas lainnya yang didapat dari hasil penguraian
material organik seperti kotoran hewan, kotoran manusia, dan tumbuhan oleh
bakteri pengurai metanogen pada sebuah biodigester. Cara membuat biogas yaitu
bahan dasar proses pembusukan atau penguraian (sisa-sisa jasad hidup, misalnya
sampah pertanian seperti batang pohon jagung, jerami, sisa ampas kelapa, enceng
gondok, akasia, dan sebagainya) dicampur dengan bahan yang mengandung bakteri
pengurai (misalnya kotoran kerbau atau sapi). Kemudia kedua bahan itu diaduk
bersama air. Proses penguraian berjalan optimal pada temperatur 35-37º C.
adonan itu tidak boleh terlalu asam suifatnya, tetapi harus netral. Prosesnya
harus dilakukan dalam keadaan tertutup rapat dan tidak boleh kemasukan udara.
Adonan tadi ditaruh dalam suatu bejana dan diletakkan dalam tanah.
Untuk menghilangkan bau gas dan untuk
menaikkan mutu gas, maka biogas dicuci dengan jalan mengalirkannya melalui air
yang dibubuhi sedikit kapur. Dengan pencucian ini bau gas yang tidak enak
menjadi hilang dan gas karbondioksida dapat diserap oleh air sehingga biogas
yang diperoleh dapat dibakar dengan hasil panas yang tinggi. Biogas kemudian
ditampung dalam tangki penampungan gas dan dapat dialirkan ke rumah untuk
memasak, untuk pabrik tahu, atau untuk keperluan lain.
7)
Energi Biomassa
Biomassa adalah segala jasad makhluk
hidup yang digunakan untuk menghasilkan energi bila dibakar, yaitu berupa
sampah-sampah organik sebagai sisa-sisa produksi pertanian. Biomassa yang
berupa sampah atau sisa-sisa yang tidak berharga dapat digunakan sebagai sumber
energi karena ia masih menyimpan energi matahari. Biomassa yang dapat dipakai
sebagai bahan bakar itu tidak selalu berupa sampah, kadang-kadang berupa
tanaman yang cepat tumbuh seperti angsana, akasia, dan sebagainya dapat
digunakan sebagai bahan bakar secara ekonomis, atau sebagai sumber energi yang
murah.
Pengambilan energi dari biomassa
prinsipnya adalah membakar biomassa itu dalam tungku pembakar. Panas yang
timbul digunakan untuk mendidihkan air, dan air mendidih itu timbul uap yang
dapat digunakan untuk menggerakkan turbin uap. Selanjutnya turbin uap ini dapat
menggerakkan generator listrik. Energi listrik dapat didistribusikan untuk
berbagai macam keperluan. Hambatan dalam pembuatan biomassa adalah seluruh
biomass harus melalui beberapa proses, yaitu harus dikembangkan, dikumpulkan,
dikeringkan, difermentasi, dan dibakar. Seluruh langkah ini membutuhkan banyak
sumber daya dan infrastruktur.
8)
Energi Biodiesel
Biodiesel merupakan bahan cair yang
diformulasikan khusus untuk mesin diesel yang terbuat dari minyak nabati
(bio-oil). Pemakaiannya tidak memerlukan modifikasi mesin dieselnya. Dengan
komposisi campuran 5-20%, berbagai kendaraan mulai dari truk, bus, traktor,
hingga mesin-mesin industri dapat menggunakan biodiesel ini. Biodiesel dapat
dihasilkan dari tanaman yang mengandung asam lemak seperti kelapa sawit, jarak
pagar, kelapa, sirsak, srikaya, dan kapuk. Biodiesel selain ramah lingkungan,
harganya juga sangat murah. Biodiesel diprediksi dapat menggantikan posisi
minyak bumi yang harganya mahal dan semakin langka.
9)
Energi Zat Radioaktif
Zat radioaktif dapat memancarkan sinar
α (alpha) yang bermuatan listrik positif, sinar β (beta) yang bermuatan listrik
negatif, dan sinar γ (gamma) yang tidak bermuatan listrik. Sinar γ (gamma)
inilah yang sangat berbahaya karena dapat menembus apa saja yang
menghalanginya. Molekul-molekul yang netral dapat berubah menjadi ion-ion yang
bermuatan listrik bila terkena sinar ini. Sinar γ inilah yang dapat mengubah susunan
gen atau kromosom dalam inti sel sehingga kekurangannya dapat bervariasi, yaitu
ada yang mati, ada yang cacat, dan ada yang mempunyai sifat menguntungkan
seperti buahnya lebat, umurnya singkat, dan sebagainya. Manusia memanfaatkan
sinar ini untuk pertanian dan peternakan. Di samping itu, zat-zat radioaktif
dapat bersifat sebagai tracer (penelusur), misalnya tempat sakit, kebocoran
waduk, dan sebagainya.
D.
Hambatan Yang
Dihadapi Manusia Dalam Pencarian Energi Alternatif
Hambatan yang dihadapi oleh manusia
dalam pencarian energi alternatif tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pembiayaan
yang terbatas dan kesulitan untuk menentukan arah/pola pendidikan, sains,
riset, dan perkembangan teknologi yang tepat dan serasi.
2. Bertambahnya
angkatan kerja dan kesukaran dalam bidang pengembangan industri.
3. Masalah
pengadaan dan permintaan akan bahan-bahan dasar seperti bahan mineral, baja,
dan bahan energi.
4. Masalah
yang menyangkut kebijaksanaan pengelolaan sumber daya alam, energi, dan
lingkungan hidup.
5. Langkanya
sumber daya manusia, langkanya keterampilan, dan langkanya sumber daya
penunjang.
6. Masih
memerlukan suku cadang impor sehingga memboroskan biaya produksi.
7. Penciptaan
teknologi tepat guna sangat lambat sehingga perlu dilakukan oleh ahli teknologi
dari pihak asing ke tangan ahli Indonesia.
8. Kurangnya
peran serta lembaga-lembaga dalam pengembangan teknologi tepat guna.
9. Kurangnya
pendidikan kejuruan dan kurangnya kesadaran akan arti penting dari keterampilan
dan keahlian dalam memanfaatkan teknologi.
E.
Keuntungan dan Kerugian Energi
Alternatif
A. Keuntungan
·
Sumber energi alternative dapat
digunakan terus karena tidak akan habis.
·
Energi yang dihasilkan sangat besar.
·
Menambah pengaman terhadap pasokan
energy
·
Mengurangi subsidi BBM
·
Menghasilkan suatu negara.
·
Energi alternatif tidak mencemari
lingkungan.
B. Kerugian
·
Dibutuhkan biaya yang besar untuk
memanfaatkan energi alternative
·
Dibutuhkan teknologi tinggi dan
pemikiran yang rumit untuk memanfaatkan energi alternative
·
Tersedianya juga dipengaruhi musim. Contoh
air akan banyak ketika musim penghujan tetapi akan berkurang ketika musim
kemarau